By Dr. Aidil Akbar, SpOG / 24-December-2019
Makanan ibu sewaktu hamil hendaknya mengandung jumlah dan mutu gizi yang baik. Bila ibu hamil makan makanan yang rendah baik jumlah maupun mutu gizinya, dapat menyebabkan kemunduran kesehatan janin dan akan mengkuatirkan kesiapan ibu sewaktu melahirkan.
Asupan nutrisi banyak didominasi oleh makanan. Jika ingin mencukupi kebutuhan nutrisi, ada baiknya menjaga jenis makanan yang akan dikonsumsi. Mungkin hal ini akan sulit bagi ibu hamil yang mengalami masa ngidam. Namun yang namanya nutrisi haruslah dipaksakan. Agar kondisi ibu hamil tetap sehat dan terjaga.
Ibu yang sewaktu hamil mempunyai status gizi yang rendah dengan pertambahan berat badan ? 9kg dan lingkar lengan atas kurang dari 22 cm akan mempunyai risiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah (< 2,5kg). Oleh karena itu dengan memperbaiki jumlah dan mutu makanan sewaktu hamil secara langsung akan meningkatkan berat badan bayi yang akan dilahirkan dan secara tidak langsung menyokong pertumbuhan sel-sel otak bayi yang optimal.
Pada wanita yang sedang hamil maka keperluan gizinya dipergunakan untuk kegiatan rutin dalam proses metabolisme tubuh, dan aktivitas fisik. Di samping untuk proses yang rutin tersebut, juga diperlukan energi dan gizi tambahan untuk pembentukan jaringan baru, yaitu janin, ari-ari (plasenta), rahim (uterus) serta kelenjar Payudara (mamae).
Standard kenaikan berat badan untuk ibu gemuk (BMI 25,0-29,9) pertambahan berat badannya sekitar 7 kg-11,5 kg. Untuk ibu normal (BMI 18,5-24,9) maka pertambahan berat badannya sekitar 11,5 kgā16 kg. Untuk ibu kurus (BMI < 18,5) pertambahan berat badannya berkisar 12,5 kg ā 18 kg.
Dengan berpegangan pada nilai ini maka jika terjadi kelebihan berat badan maka dianjurkan untuk mengurangi konsumsi karbohidrat serta gula. Pada ibu hamil yang kekurangan gizi maka perlu pemberian kalori tambahan agar tubuh segera mengalami kondisi yang ideal.
Pola ideal dari peningkatan berat badan selama hamil adalah adanya peningkatan 1 ā 2 kg selama trimester pertama, diikuti dengan peningkatan rata-rata 0,4 kg per minggu selama akhir dua semester.
Selama kehamilan, ibu hamil harus tetap makan makanan yang mengandung protein, baik hewani maupun nabati. Adapun kebutuhan tersebut digunakan untuk pertumbuhan janin dan plasenta (ari-ari), pertambahan volume darah, pertumbuhan kelenjar susu sebagai persiapan untuk menyusui dan metabolisme tubuh yang meningkat.
Kehamilan trimester pertama
Umur kehamilan 0-12 minggu umumnya timbul keluhan seperti mual, muntah, pusing, selera makan berkurang sehingga timbul kelemahan. Agar kecukupan zat gizi terpenuhi dapat diperhatikan hal-hal seperti berikut:
Kehamilan trimester kedua
Umur kehamilan 13-28 minggu mulai dibutuhkan tambahan kalori untuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta untuk mempertahankan kesehatan si ibu. perkembangan janin sangat pesat bukan saja tubuhnya tetapi juga susunan saraf otak. Yang perlu diperhatikan pada trimester kedua ini adalah:
Kehamilan trimester ketiga
Umur kehamilan 29-40 minggu nafsu makan sudah baik, bahkan cenderung untuk merasa lapar terus menerus sehingga perlu diperhatikan agar tidak terjadi kegemukan. Pada masa ini diperlukan makanan dengan nilai biologis yang tinggi serta memadai untuk mencukupi segala yang dibutuhkan. Secara garis besar makanan pada trimester ketiga sama dengan makanan pada trimester kedua, tetapi hendaknya jangan terlalu banyak, agar ibu terhindar dari kegemukan.